Jawaban dari judul diatas jelas, karena
shutter pada kamera DSLR bagaimanapun juga adalah masih sama seperti
pada kamera SLR film, berupa shutter mekanik yang meski sudah
dikendalikan secara elektronik namun bekerja membuka-menutup secara
vertikal setiap foto diambil. Gerakan shutter inilah yang menimbulkan
suara khas dari kamera DSLR saat memotret. Banyak yang belum tahu kalau
shutter itu bila terus menerus dipakai suatu saat akan rusak (macet atau
tidak berfungsi). Kisah yang umum terjadi adalah saat seseorang baru
membeli kamera DSLR dia begitu kegirangan memotret sesukanya dan
tiba-tiba dia terkejut saat mengetahui kalau shutter kamera DSLR itu ada
batasnya, lalu terbayang sudah berapa banyak foto yang
dihambur-hamburkannya di masa lalu.
Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah,
mengapa shutter mekanik semacam ini masih diperlukan di kamera DSLR?
Padahal kamera digital biasa mulai dari kamera ponsel sampai kamera prosumer
memakai shutter elektronik dengan hanya mengandalkan sensor saja. Tak
lain jawabannya adalah karena sensor pada kamera DSLR tidak bisa
melakukan ‘gating’ atau on-off tanpa bantuan shutter unit ini. Saat
shutter masih tertutup, sensor mengalami kondisi ‘gelap’ dan saat kita
memotret shutter membuka sejenak (sesuai shutter speed yang diatur oleh
kita atau kamera) lalu menutup lagi. Dari gelap pertama menuju gelap
kedua itulah trigger bagi sensor untuk bekerja. Di masa depan shutter
mekanik bisa saja sudah tidak digunakan, bila produsen berhasil
mendesain alternatif lain yang lebih murah namun tetap handal.
Semoga bermanfaat.......
0 komentar:
Posting Komentar